Jumat, 05 November 2010

Teman Selamanya

Hari ini adalah hari pertama Nayla sekolah.Karena ia baru pindah ke Jakarta.Kini ia duduk dikelas 5 SD.Ia adalah anak tunggal.Pagi hari,ia bersiap siap untuk berangkat kesekolah barunya.Mamanya telah menyiapkan makanan kesukaannya,yaitu ayam goreng dan segelas susu segar.Mama pun mengetuk pintu kamar Nayla yang berada di lantai atas.
“Nayla...ayo sarapan dulu.”kata mama sambil membuka pintu.”Iya mah.”jawab Nayla sambil membawa tasnya.Nayla pun duduk,dan ia pun segera menghabiskan sarapannya.”Mah,Nayla berangkat sekolah dulu ya.Assalamualaikum”Kata Nayla.”Ya.Waalaikumsalam”
“Nayla ayo cepat kita berangkat,nanti telat loh”kata ayah.Memang Nayla berangkat kesekolah bersama ayahnya menggunakan mobil.”Iya yah..”jawab Nayla sambil berlari menuju mobilnya.Mobil pun melaju kencang.Di perjalanan ia bercerita kepada sang ayah.Betapa senangnya ia akan bertemu dengan kawan baru.Sesampainya di sekolahnya.Ia pun menuju ruang guru sendiri tanpa ayahnya.Nayla adalah anak yang pemberani.
”Assalamualaikum”sapa Nayla kepada seorang guru.”Waalaikumsalam,ada apa ya nak?”Kata guru itu.”Begini bu saya Nayla,saya adalah siswa baru disini.Saya ingin bertanya dimana ruang kelas 5b ya bu?”tanya Nayla dengan ramah.”Oh..kamu Nayla.Ya sudah kebetulan saya adalah wali kelas 5b kamu keruang guru saja dulu.Nanti kita kekelas bersama.Nama saya bu Ayu.”jawab bu Ayu.
“Baik bu”Jawab Nayla singkat.Bu Ayu langsung membawa Nayla ke ruang guru.Tet...Tet...Tet...bel tanda masuk berbunyi.Bu Ayu pun langsung menuju kelas 5b bersama Nayla.”Assalamualaikum anak anak”Sapa bu Ayu.”Waalaikumsalam”jawab murid murid serempak.Tak seperti biasa,kali ini murid murid berbisik saat melihat kedatangan bu Ayu bersama Nayla.”Anak anak mulai hari ini kalian akan mempunyai teman baru.
Nah Nayla silahkan perkenalkan diri kamu”.”Hai teman teman,nama ku Tifanny Nayla Putri,kalian bisa panggil aku Nayla.”Kata Nayla.”Nah Nayla sekarang kamu boleh duduk disamping Chika.Nayla pun langsung menuju ke kursi yang ditunjuk oleh bu Ayu.”Hai,namaku Chika.Senang bertemu dengan mu”sapa Chika dengan ramah.”Hai juga.Aku juga senang bertemu denganmu,maukah kamu menjadi temanku?”tanya Nayla.”Oh tentu saja.Dengan senang hati”jawab Chika dengan penuh semangat.
Sebelum pelajaran dimulai,mereka berdoa dipimpin oleh Tiara km dari kelas 5b.Mulai saat itu mereka pun menjadi teman.Chika adalah teman pertama Nayla disekolah sekaligus dikelasnya.Tet..tet..tet suara bel berbunyi nyaring tanda istirahat.Chika dan Nayla membereskan buku yang baru dipakai dan akan menuju kekantin untuk membeli makanan.
Sesampainya di kantin mereka pun langsung memesan dua porsi bakso.Bakso pun siap disajikan.Mereka langsung melahap bakso sambil berbincang bincang.”Kenapa kamu pindah dari sd mu?”tanya Chika memulai pembicaraan.”Soalnya ayahku ditugaskan di Jakarta.Aku sering sekali pindah pindah sekolah,rasanya sungguh tidak enak.”Jelas Nayla.”Oh jadi begitu.Apakah nanti kamu akan pindah lagi?”.”Sepertinya tidak.Karena ayahku sudah ditetapkan kerja di Jakarta.”jawab Nayla.”Kalo begitu kita bisa menjadi teman untuk selamanya dong...”
Gurau Chika.”Mudah mudahan saja.” Setelah selesai makan,mereka pun kembali kekelas.Tiba-tiba saja,ada 2 orang anak berkumpul dimeja Nayla.”Maaf ada apa ya,kok berkumpul dimejaku?”tanya Nayla.”Nayla aku dan temanku ingin berkenalan denganmu.Boleh kan?”tanya salah seorang dari mereka.”Oh..tentu saja boleh.Namaku Nayla.Siapa nama kalian?”.”Namaku Zaskia dan ini Syifa.”.”Oh,kalian duduk dimana?”tanya Nayla.
”Kami duduk disamping kamu”Tet..tet..tet..bel kembali berbunyi tanda masuk.Pembicaraan mereka pun terputus.Walaupun begitu,kini mereka sudah menjadi teman.Pelajaran usai.Bel kembali berbunyi,kini tandanya pulang.Sebelum pulang Tiara memimpin doa.Doa pun selesai,anak anak pun berhamburan keluar kelas untuk pulang.”Nayla kamu pulang naik apa?Ayo sama aku saja”kata Cika.”Eh Cika,nanti aku dijemput sama supir.Terimakasih tawarannya.
Memang rumah kamu dimana?”tanya Nayla.”Rumahku di kompleks dekat sana”jawabnya.”Oh,aku juga disana.Wah kebetulan banget ya..kita satu kompleks,jadi kita bisa bermain dan belajar bersama”jawab Nayla.”Iya ya.Bagaimana kalau nanti sore kita main?”tanya Cika”Mmmm....boleh juga jam berapa trus kita ketemuan dimana?”jawab Nayla.”Jam 4 saja.Kita ketemuan di lapangan bulu tangkis ya.Kamu tau kan?”.
”Tau kok.”Tiba tiba saja mobil berwarna putih parkir dihadapan mereka berdua.Ternyata itu adalah mobil Nayla.”Cika,aku duluan ya”kata Nayla.”Oh iya...”jawab Cika.Cika pun langsung pergi menggunakan sepedanya.Dan Nayla pun masuk kedalam mobil.Sesampainya dirumah,Nayla ganti baju dan langsung bercerita kepada mamanya tentang suasana di sekolah barunya di ruang tamu.Memang,Nayla selalu bercerita kepada sang mama.
Bagi Nayla mama adalah teman dan mama yang baik.”Mah,tadi seru loh di sekolah.”Kata Nayla dengan penuh semangat.”Memangnya kenapa?”tanya mama sambil mengelus rambut putri tunggalnya.”Soalnya tadi aku dapat teman baru.Aku sih baru kenal 3 orang,tapi Nayla seneng,karena salah satu dari teman baruku rumahnya disini juga.”jawab Nayla panjang lebar.”Oh ya..siapa namanya?”tanya mama.”Cika.”katanya singkat.
”Lalu siapa lagi teman barumu?”tanya mama lagi.”Zaskia dan Syifa.”Jawab Nayla.”Mah,caty mana?”tanya Nayla.Caty adalah kucing kesayangannya.Warna bulunya indah sekali,warnanya putih bersih bercampur krem.”Oh,itu ada ditaman.”jawab mama.”Ya udah deh ma aku ketaman dulu ya..”kata Nayla sambil bangun dari duduknya.”Ya.”
Nayla pun berlari menuju taman.Dan ternyata benar,disana caty sedang asik bermain rumput.”Caty..push...”kata Nayla.Caty pun langsung berlari menuju Nayla.Caty memang sudah dilatih sejak kecil.Jadi sekarang ia sudah nurut denganku dan orang disekitarnya,kecuali orang yang belum pernah ia lihat.Nayla pun bermain bersama caty.
Nayla merasa lelah ia pun mengambil minum untuk dirinya dan kucing kesayangannya.Walaupun dirumahnya ada pembantu dan supir.Nayla tidak selalu menyuruh pembantunya.Justru ia sering membantunya.Mbok Inah,itulah sebutan untuk pembantunya.Setelah minum ia pun langsung berbaring diatas kasurnya yang empuk.Sambil membaca buku cerita.Tak terasa ia tertidur pulas.Tak lama kemudian ia terbangun sambil melihat jam dinding.”Hah,jam 4.Ya ampun aku kan mau main sama Cika.Duh bisa telat nih”
Dengan panik,Nayla pun meraih handuk yang tergantung dan langsung berlari menuju kamar mandi.Setelah selesai ia pun langsung mengenakan rok panjang batik dan kaos panjang putih serta kerudung berwarna putih.Dan jam tangan berwarna putih yang melingkar di tangannya.Ia pun bergegas untuk sholat.Setelah sholat,Nayla langsung berpamitan kepada sang mama.”Mah aku pergi main dulu ya.”kata Nayla.”Main?sama siapa?emang kamu sudah tau daerah sini?’tanya mama.”Sama Cika.
Tahu kok mah,kan mainnya di lapangan bulu tangkis loh mah.”kata Nayla.Nayla memang sudah tahu dimana lapangan itu.”Oh ya sudah hati hati ya sayang...”kata mama.”Assalamualaikum.”katanya.”Waalaikumsalam.”jawab mama.Naylapun mengeluarkan sepedanya dan langsung menuju ke lapangan bulu tangkis.Ternyata disana sudah ada Cika.Mungkin ia sudah lama menunggu.”Assalamualaikum.Maaf ya aku telat.”kata Nayla.”Waalaikumsalam.Oh gak papa kok.Santai aja.”
Jawab Cika.”Sekarang kita mau main apa nih?”tanya Nayla.”Kita main monopoli saja yuk dirumahku.”tawar Cika.”Boleh saja.Tapi,nanti aku tidak tahu jalan pulang.”Kata Nayla.”Oh,tenang saja.Nanti ku antar kamu pulang.”jawab Cika.”Baiklah,mana sepedamu?apa kamu tidak membawa sepeda?”tanya Nayla.”Aku tidak membawa sepeda lagi pula rumahku dekat kok dari sini.”jelas Cika.”Kalau begitu ayo kamu naik sepedaku saja.”ajak Nayla.”Ok,aku saja ya yang bawa.” “Boleh saja.”jawab Nayla.”Mereka pun pergi kerumah Cika.”Assalamualaikum..”kata Cika.Dari dalam rumah ada yang menyahut.”Waalaikumsalam.”.Ternyata itu adalah mamanya Cika.
“Eh,Cika.Ayo ajak temanmu masuk.”ajak mama Cika.”Iya mah,Nayla ayo masuk.”kata Cika.”Iya.Permisi tante.”kata Nayla.”Oh iya silahkan.”Mereka pun duduk diruang tamu bersama mamanya Cika.”Mah ini Nayla.”kata Cika memperkenalkan Nayla kepada mamanya.”Oh jadi ini yang namanya Nayla.”kata mama Cika.”Mah aku kekamar dulu ya.”izin Cika.”Ya.”kata mama singkat.”Ayo Nay kita kekamar ku.”ajak Cika.”Ayo.”jawab Nayla.Mereka pun menuju lantai atas.
“Nah,Nayla ini kamar ku”kata Cika sambil membuka pintu kamarnya. Kamarnya yang berwarna hijau,dan dihiasi dengan gambar mickey dan minnie mouse.Kamarnya sangat rapi dan bersih.Terdapat juga meja belajar serta almari.”Wah,rapi sekali kamarmu Cik.”puji Nayla.”Ah terimakasih.”kata Cika tersipu malu.”Oh ya Cik,kamu tahu gak rumahnya Zaskia dan Syifa?”Tanya Nayla.”Mmm…tahu memang kenapa?”jawab Cika.”Aku ingin kerumahnya nih,kamu mau kan kasih tahu aku?”Tanya Nayla.”Tentu saja.Rumah mereka juga disini kok.tapi rumahnya jauh dari sini.Bagaimana besok saja.”tawar Cika. ”Boleh.”kata Nayla”Nah sekarag kuambil dulu ya monopoliku.”sambung Cika.Mereka pun bermain bersama”Cik,kerumah ku yuk.”ajak Nayla.“Ayo.Oya kamu mau minum dulu gak?”Tanya Cika.
”Mmm...boleh”jawabnya.”Sebentar ya kuambilkan.”Tak lama kemudian Cika datang bersama dengan gelas sirup segar.”Nah Nay,ini minumnya.”kata Cika sambil memberi minumannya kepada Nayla.”Terimakasih Cika.”mereka pun menghabiskan minumannya.”Nah Nay,ayo kita kerumahmu.Aku ingin tahu rumahmu.”kata Cika bersemangat.”Ayo.”kata Nayla.”Mah…aku kerumah Nayla dulu ya. Assalamualaikum.”pamit Cika.”Waalaikumsalam.”kata mama Cika.”Tante,Nayla pulang dulu ya.Assalamualaikum.”pamit Nayla”Oh iya,kapan kapan main lagi ya.Waalaikumsalam.”kata mama Chika.”Iya tante.”jawab Nayla.
Mereka pun menuju kerumah Nayla.Tak lama mereka sampai dirumah Nayla.”Assalamualaikum”kata Nayla.Tiba tiba ada yang menjawab salam dari dalam rumah."waalaikum salam."Ternyata itu adalah mama Nayla."Nayla,sudah pulang?"tanya mama."iya mah,oh ya mah perkenalkan dia Chika."


Bersambung.........

Selasa, 09 Februari 2010

Jejaring Sosial Bukan untuk Anak-anak!

Tulisan ini hasil copas dari webnya Pak Nukman Lutfhie di http://sudutpandang.com

Hari ini saya membaca berita menyedihkan di Detik.com mengenai gadis cantik yang hilang dan orang tuanya menduga anaknya diculik setelah janjian di Facebook. Hari ini juga, koran Kompas menulis sebuah artikel betapa rentannya anak-anak menjadi korban pelecehan seksual di dunia maya. Sepekan lalu, pelacuran ABG Indonesia melalui Facebook terbongkar. Setahun lalu, saya menonton Oprah Show yang membahas khusus betapa para pedofili memanfaatkan Facebook untuk mencari korbannya yang masih anak-anak. Melihat perkembangan akhir-akhir, tren negatif jejaring sosial itu kian menyeruak. Memang manfaat positif media sosial ini sangat banyak. Namun kita tidak dapat menutup mata terhadap dampak negatifnya.
Facebook menyediakan data yang berlimpah bagi orang yang berniat tidak baik. Data itu antara lain nama, alamat, pendidikan, pekerjaan dan data demografis lainnya, serta hobi dan kecenderungan lainnya. Dengan mempelajari profil di Facebook, kita akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap seseorang.
Kecuali data, Facebook dilengkapi dengan banyak fasilitas untuk berinteraksi, mulai dari email, berbagi foto, bahkan hingga chat.
Perpaduan kelimpahan data dan fasilitas interaktif itu sangat mempermudah orang menjalin hubungan dengan orang lain (yang bahkan sebelumnya dianggap sebagai orang asing sekali pun).
Anak-anak yang masih polos, akan lebih mudah tertipu oleh kalimat-kalimat manis dibanding mereka yang sudah dewasa. Anak-anak yang biasanya tanpa prasangka buruk, lebih mudah terjebak untuk berkomunikasi dan menjalin keakraban jika terus menerus diajak berkomunikasi dengan berbagai fasilitas di Facebook. Tidak mengherankan jika para penggemar sex dengan anak-anak di Amerika Serikat mencari korban via Facebook. Jangan-jangan, fenomena ini juga sudah merambah ke Indonesia.
Dengan fiturnya yang memberi dampak luar biasa itulah Facebook jelas-jelas mengharamkan Facebook bagi anak-anak. Saya kutipkan aturan Facebook tersebut di sini:
No information from children under age 13. If you are under age 13, please do not attempt to register for Facebook or provide any personal information about yourself to us. If we learn that we have collected personal information from a child under age 13, we will delete that information as quickly as possible.
Aturan tersebut jelas-jelas menunjukkan bahwa Facebook bukan untuk anak-anak. Demikian pula jejaring sosial lain yang sejenis seperti Friendster atau MySpace.
Namun, banyak anak-anak Indonesia di bawah 13 tahun yang menjadi anggota Facebook, bahkan dengan sepengatahuan orang tuanya. Sebagian orang tua tersebut malah bangga anaknya punya akun di Facebook. Hari ini saya mengecek Facebook dan mendapatkan fakta bahwa dari 17,6 juta pemilik akun asal Indonesia, 360 ribu diantaranya berumur 13 tahun. Saya yakin, yang kurang dari 13 tahun mengaku berumur 13 saat membuat akun tersebut.
Bagi orang tua, saya sarankan untuk segera menghindarkan anak-anaknya yang belum berumur 13 tahun dari Facebook dan jejaring sosial sejenis. Memang banyak game-game menarik di Facebook yang bisa menggoda anak-anak. Namun tetap saja hindari. Masih banyak game lain yang menarik dan bisa dimainkan tanpa harus jadi anggota Facebook.
Bahkan untuk remaja yang sudah berhak membuka akun di Facebook pun, perlu mendapat perhatian dari orang tuanya. Bertemanlah dengan mereka di Facebook dan jejaring sosial lain, kenali teman-temannya, jadi sahabatnya di dunia maya, sehingga orang tua mengenal betul dengan siapa anaknya berteman di jagad maya ini.
Para orang tua, waspadalah, dan pelajarilah secara mendalam soal media sosial ini demi masa depan anak-anak.